Senin, 26 Desember 2016

Struktur Hubungan Antar-Kelompok Di Sekolah



            Sekolah biasanya terlampau memusatkan perhatian kepada pendidikan akademis. Salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian ialah memupuk hubngan sosial di kalangan murid-murid. Program pendidikan antar-murid, anatar-golongan itu bergantung pada struktur sosial murid-murid. Ada tidaknya golongan minoritas di kalangan mereka mempengaruhi hubungan antar-kelompok itu. Kebanyakan negara mempunyai penduduk yang multi-rasial, menganut agama yang berbeda-beda, dan mengikuti adat kebiasaan yang berlainan. Perbedaan golongan dapat juga disebabkan oleh perbedaan kedudukan sosial dan ekonomi.
            Murid-murid di sekolah kita juga sering menunjukkan poerbedaan tentang asal kebangsaan, kesukuan, agama, adat-istiadat, keududukan sosial. Berdasarkan perbedaan-perbedaan itu mungkin timbul golongan minoritas di kalangan murid-murid, yang tersembunyi ataupun yang nyata-nyata.
            Pada zaman colonial Belanda mendirikan sekolah-sekolah yang tersendiri untuk anak-anak Belanda, anak-anak Cina, dan Indonesia. Yang terakhir ini sekolah bagi golongan rendah  dan anak desa. Bagi anak-anak golongan pegawai dan ningrat terbuka kesempatan bersekolah di sekolah Belanda atau berbahasa Belanda. Di Amerika Serikat diadakan diskriminasi antara anak kulit putih dan Negro dengan mengadakan pemisahan atau segregasi dalam pendidikan kedua golongan itu walaupun diakui kesamaan hak setiap warga negara. Deskriminasi ini lambar laun berkurang.
Kita di Indonesia ini tidak mengenal diskriminasi serupa itu karena sejak mulanya telah dijamin kesamaan hak setiap warga negara oleh Undang-Undang Dasar 1945. Hingga manakah jiwa undang-undang itu telah menjadi kenyataan sepenuhnya dapat dijadikan bahan penelitian.
            Guru-guru hendaknya memperhatikan golongan-golongan di kalangan murid-muridnya. Apakah anak-anak yang berasal dari daerah tertentu, yang berasal dari keturunan asing, atau yang berlainan agama diperlakukan dengan cara yang tak wajar, diancam, diperas, oleh teman-temannya atau disingkirkan dari kegiatan-kegiatan tertentu. dengan perlakuan yang demikian anak-anak yangdidiskriminasikan itu akan merasa dirinya asing dan tak diterima sebagai anggota penuh dari masyarakat sekolahnya. Sikap ini akan mempengaruhinya sepanjang hidupnya. Tiap sekolah mempunyai pola hubungan tertentu antar-guru, antar-murid, antara guru dengan murid, yaitu suatu struktur sosial yang mempengaruhi sikap dan kelakuan murid. Masyarakat sekolah mempengaruhi anak dalam pergaulannya dengan anggota-anggota lain dalam masyarakat itu.

2 komentar: