Minggu, 11 Desember 2016

Manusia dan Peradaban dalam Kehidupan Sosial Budaya



Hakikat Peradaban dan Pengertian
            Manusia merupakan makhluk yang beradab sehingga mempu menghasilkan peradaban. Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudyaan. Kebudayaan pada hakikatnya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemampuan cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa manusia melalui alat-alat inderanya menghasilkan beragam seni dan bentuk-bentuk kesenian. Sedangkan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan, dan kebahagiaan, sehingga menghasilkan berbagai aktivitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Hasil atau produk kebudayaan manusia inilah yang menghasilkan peradaban.
            Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut civilization. Istilah sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi. Peradaban berasal dari kata “adab” yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhlak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Huntington (2001) mendefinisikan peradaban tidak lain adalah: perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya, taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya itu dikatakan sebagai beradab atau mencapai perasdaban yang tinggi. Dari batasan pengertian di atas, maka istilah peradaban sering dipakai untuk hasil kebudayaan seperti kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat, sopan santun, serta pergaulan. Selain itu, kepandaian menulis, organisasi bernegara, serta masyarakat yang sudah maju dan kompleks. Peradaban menunjuk pada hasil kebudayaan yang bernilai tinggi dan maju. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa setiap masyarakat atau bangsa di mana pun selalu berkebudayaan, tetapi tidak semua telah memiliki peradaban. Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju.
            Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugerahi harkat, martabat, serta potensi kemanusiaan yang tinggi. Namun, dalam perkembangannya manusia bisa jatuh dalam perilaku kebiadaban karena tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta, rasa, dan karsa yang dimilikinya. Manusia tersebut telah melanggar hakikat kemanusiaanya sendiri. Manusia sebagai makhluk sosial membentuk persekutuan-persekutuan hidup, yaitu masyarakat. manusia beradab pastilah berkeinginan membentuk masyarakat yang beradab. Manusia yang beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara cipta, rasa, dan karsa, atau manusia yang beradab adalah manusia yang mampu melaksanakan hakikatnya sebagai manusia. Kebalikannya adalah manusia yang biadab yaitu diartikan sebagai orang yang berperilakuknya tidka sopan, tidak berakhlak, dan tidak memilki budi pekerti yang mulia, atau orang yang tidak mampu menyeimbangkan antara cipta, rasa, dan karsanya sebagai manusia.
            Selanjutnya, peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan bisa mencapai sampai pada taraf tinggi, yaitu peradaban yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, dan spiritualitas yang tinggi. Sebagai contoh, peradaban Mesir kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (pyramid, obelisk, sphinkx) yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat. Juga contoh peradaban kuno di Indonesia menghasilkan berbagai bangunan seni yang bernilai tinggi seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.
            Peradaban tidak hanya berwujud dalam bangunan sebagai hasil teknologi fisik, tetapi juga dalam bidang sosial budaya. Penemuan dan revolusi di bidang teknologi mempengaruhi kehidupan sosial budaya masyarakat, dan juga sebaliknya. Bidang sosial budaya mengubah banyak aspek dalam sejarah peradaban manusia itu sendiri. Bidang sosial budaya mencakup sistem kekuasaan, sistem kepercayaan, tulisan, pembangunan, dan organisasi sosial yang dibentuk kala itu. Peradaban kuno di lembah Sungai Nil (Mesir) tidak hanya menghasilkan kemajuan di bidang teknologi, tetapi juga dalam bidang sosial, misalnya dalam hal mata penvaharian. Masyarakat yang tinggal di lembah Sungai Nil berusaha menaklukka tantangan alam yang berfaedah bagi kehidupannya sehingga lahirlah peradaban Sungai Nil. Peradaban lembah Sungai Nil di Mesir dikatakan maju untuk ukuran zaman waktu itu, tidak hanya dari hasil seni dan bangunan, tetapi juga kehidupan sosial, sistem kekuasaan, sistem kepercayaan, dan hasil kemajuan lain seperti sistem kalender dan budaya tulis dalam bentuk tulisan yang disebut “hieroglif” berbentuk gambar. Tulisan hieroglif ditemukan didinding piramida, tugu obelisk maupun daun papyrus. Huruf hieroglif terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan, dan benda-benda yang setiap lambang memiliki makna. Tulisan hieroglif berkembang menjadi lebih sederhana yang kemudian dikenal dengan tulisan “hieratik dan demotik” (Herimanto, Winarno, 2008: 77-78).
            Sekilas Jejak Peradaban di Indonesia     
            Peradaban bangsa Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau zaman perundagian. Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni tuang perunggu dan tradisi seni tuang besi. Meskipun saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan), namun telah mengenal teknologi terbatas adan sederhana, yaitu pada uoaya pemenuhan peralatan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia pada saat itu yang dalam kehidupannya sudah mulai menetap.
            Di Indonesia pada saat itu, penggunaan logam sudah mulai dikenal beberapa abad sebelum Masehi. Mereka menggunakan peralatan dari logam seperti peralatan berburu, bercocok tanam, peralatan rumah tangga, dan lain-lain, tetapi tidak semua masyarakat dapat membuat peralatan itu. Membuat peralatan dari logam membutuhkan keahlian. Orang yang ahli membuat peralatan logam disebut “undagi”, tempat membuatnya disebut “perundagian”. Beberapa contoh alat dari perunggu adalah kapak corong, nekara, bejana perunggu, dan arca perunggu. Alat-alat ini ditemukan diberbagai daerah di Indonesia.
            Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang setelah datangnya pengaruh Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu dan Budha membawa dampak besar bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal bahasa tulis). Salah satu hasil budaya tulis di Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam prasasti ditemukan sejak 400 Masehi adalah huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Kemampuan baca tulis masyarakat Indonesia lama kelamaan berpengaruh dalam bidang kesusasteraan, yaitu munculnya banyak kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri peradaban bangsa Indonesia semakin berkembang dengan masuknya pengaruh Islam dan masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, termasuk pengaruh agama Kristen-Katolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban global semakin kuat akibat kemajuan bidang komunikasi dan informasi.
            Dari uraian-uraian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa peradaban itu menunjuk pada tahap kebudayaan yang telah ada kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Peradaban masa itu bila dibandingkan dengan sekarang sudah sangat jauh berbeda dengan peradaban zaman modern yang ditandai dengan kemajuan pesat dalam infrastruktur, transportasi, komunikasi, dan sarana-sarana kemajuan lainnya. Dibandingkan dengan masa sekarang, maka tetap memberi penilaian bahwa bangsa-bangsa itu memiliki peradaban yang tinggi di masanya. Jadi, selain mengacu pada kemajuan ilmu, teknologi, dan seni, peradaban mengacu pada suatu kurun waktu dan tempat tertentu.
            Masyarakat adab pada dasarnya merupakan keiginan yang tulus dari manusia sebagai makhluk yang beradab. Namun, sebagaimana halnya dengan individu, masyarakat dalam suatu kurun waktu tertentu bisa saling bertukar, saling bertikai, bahkan saling membunuh antar kelompok masyarakat. bukti bahwa perang yang sampai saat ini banyak terjadi di berbagai belahan dunia, menunjukkan bahwa cita-cita masyarakat adab harus senantiasa diperjuangkan, dipertahankan, dipelihara dengan sebaik-baiknya.

Referensi: Jacobus Ranjabar. 2014. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung: Alfabeta.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar