Sabtu, 17 Desember 2016

Eksistensi Agama



Tidak mudah bagi kita untuk menentukan pengertian agama, karena agama bersifat batiniah, subyektif, dan individualistis. Jika kita membicarakan agama akan dipengaruhi oleh pandangan pribadi, dan juga dari pandangan agama yang kita anut.
            Istilah agama, sama dengan pengertian religion dalam bahasa Inggris. Bozman, mengemukakan bahwa agama dalam arti luas merupakan suatu suatu penerimaan terhadap aturan-aturan daripada kekuatan yang lebih tinggi dari manusia. Wieman dan Morton pernah mengemukakan bahwa dengan agama manusia ingin mendapatkan kebaikan tertinggi, dengan jalan melakukan hubungan yang harmonis dengan realitas yang lebih agung dari dirinya send8iri, yang memerintahkan untuk mengadakan kebaktian dan pelayanan yang setia.
            Agama bertitik tolak dari adanya suatu kepercayaan terhadap sesuatu yang lebih berkuasa, lebih agung, lebih mulia daripada makhluk. Agama berhubungan dengan masalah ketuhanan, di mana manusia yang mempercayainya harus menyerahkan diri kepada-Nya, mengabdikan diri sepenuhnya, karena manusia mempercayai keabadian dalam hidup ini.
            Randall, mengemukakan ada dua bentuk agama, yaitu:
1)      Religion identified with belief in the supernatural;
2)      Religion identified with faith.
Yang pertama, agama diidentifikasikan terhadap supernatural. Secara popular agama diartikan sebagai kepercayaan terhadap Tuhan, yaitu suatu kehidupan yang supernatural. Menurut Randall definisi tersebut tidak cukup memadai, karena beberapa alasan: (a) suatu fakta bahwa agama Hindu dan Budha adalah bukan theistis dan tidak supernaturalistis, kecuali dalam pengertian mitologi ereka memasukkan asumsi tentang supernatural. (b) banyak mereka yang agamanya secara eksplisit bukan supernatural tetapi secara umum dikenal sebaga agama, contoh misalnya Spinoza.
Yang kedua, agama diidentifikasikan dengan kepercayaan ata keyakinan. Keyakinan agama mencerminkan keyakiann atau kepercayaan yang berlangsung di luar apa yang telah kita alami pada masa yang silam dan masa yang akan datang. Definisi ini dibuat untuk memasukkan ke dalam lingkup agama, hal-hal yang menyangkut “agama tentang pengetahuan”, “agama tentang komunikasi”, metode ilmiah dan cita-cita politik dengan kepercayaan yang mendominasi kehidupan intelektual. Tetapi definisi ini tampaknya tidak menyangkut prinsip-prinsip pokok dalam agama.
Unsur-unsur yang pokok dalam agama adalah kebaktian atau pemujaan. Kadang-kadang istilah ini disamakan dengan perbuatan-perbuatan ritual. Sesungguhnya kedua istilah tersebut berbeda, di mana kebaktian atau pemujaan tidak lain adalah merupakan sikap, sedangkan ritual berarti semacam perbuatan tertentu. sembahyang dalam arti secara tradisional dari kata-katanya adalah merupakan kombinasi unsur-unsur dan ritual.
Dalam agama-agama yang besar, yang terorganisasi (Islam, Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha), kita dapat membedakan kedua aspek pokok, yaitu aspek dogmatis dan aspek ritual. Dogma adalah susunan dari prinsip-prinsip kebenaran yang sudah pasti yang dianggap sebagai kepercayaan tanpa alternative. Aspek ritual meliputi proses atau prosedur ritual yang biasa dilakukan oleh penganut agama. Dogma dan ritual saling melengkapi dalam agama-agama yang terorganisasi. Perbuatan ritual merupakan manifestasi dari kepercayaan dalam dogma, sedangkan kepercayaan dalam dogma memberi arti atau makna terhadap perbuatan ritual.
Dalam kepercayaan agama, ada yang disebut “pantheisme”. Pandangan ini bertentangan dengan supernatural, karena pantheisme meyakini Tuhan sebagai hal yang todak berbeda dengan alma semesta atau proses alam semesta. Kekuatan yang maha besar itu bukanlah sesuatu yang transcendent (sesuatu yang ada di seberang sana, di luar alam semesta) melainkan immanent (sesuatu di dalam alam semesta), Tuhan berbeda dalam diri manusia.
Dalam agama, sekurang-kurangnya ada empat ciri yang data kita kemukakan, yaitu:
1)      Adanya keoercayaan terhadap yang gaib, kudus, dan Maha Agung, dan Pencipta alam semesta (Tuhan).
2)      Melakukan hubungan dengan hal-hal di atas, dengan berbagai cara. Seperti misalnya dengan mengadakan upacara-upacara ritual, pemujaan, pengabdian dan doa.
3)      Adanya suatu ajaran (doktrin) yang harus dijalankan oleh setiap penganutnya.
4)      Menurut ajaran Islam, ajaran tersebut diturunkan oleh Tuhan tidak langsung kepada seluruh umat manusia, melainkan melalui Nabi-nabi dan Rasulnya. Aka menurut ajaran Islam adanya Rasul dan kitab suci merupakan ciri khas daripada agama.
Seperti halnya dengan ilmu dan filsafat, agama tidak hanya untu agama, melainkan untuk diterapkan dalam kehidupan dengan segala aspeknya. Pengetahuan dan kebenaran agama dapat dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori-teori dalam kehidupan. Pengetahuan dan kebenaran agama yang berisikan kepercayaan dan nilai-nilai dalam kehidupan, dapat dijadikan sumber dalam menentukan tujuan dan pandangan hidup manusia, dan sampai keada perilaku manusia itu sendiri.
Kebenaran dan pengetahuan dari agama menggunakan metode thetis deduktif. Dikatakan thetis karena bertitik tolak dari dalil-dalil atau aksioma-aksioma agama yang tidak dapat kita tolak kebenarannya. Dikatakan deduktif karena pengetahuan dan kebenaran tersebut disusun dari prinsip-prinsip yang berlaku umum, diterapkan untuk memikirkan masalah-masalah khusus. Ajaran agama yang berlaku umum dijadikan pangkal pemikiran dalam segala aspek kehidupan manusia.
Pengalaman agama bukanlah suatu pengalaman yang bersifat teoritis, melainkan merupakan penghayatan yang mendalam tentang manusia dengan Tuhannya, serta pengalaman semua yang telah digariskan oleh agama tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar