Sabtu, 17 Desember 2016

Metode-Metode dalam Sosiologi



            Sosiologi mempelajari objeknya yaitu masyarakat. untuk kepentingan itu, sosiologi mempunyai cara kerja atau metode yang juga dipergunakan oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Pada dasarnya terdapat dua jenis cara kerja atau metode, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata di dalam masyarakat. di dalam metode kualitatif termasuk metode historis dan metode komparatif, keduanya dikombinasikan menjadi historis – komparatif. Metode historis menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam untu merumuskan prinsip-prinsip umum. Seorang sosiolog yang ingin menyelidiki akibat-akibat revolusi (secara umum) akan mempergunakan bahan-bahan sejarah untuk meneliti revolusi-revolusi penting yang terjadi dalam masa yang silam.
            Metode komparatif mementingkan perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk memeroleh perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan serta sebab-sebabnya. Perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan tersebut bertujuan untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai prilaku masyarakat pada masa silam dan masa sekarang, dan juga mengenai masyarakat-masyarakat yang mempunyai tingkat peradaban yang berbeda atau yang sama.
            Metode studi kasus bertujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala nyata dalam kehidupan masyarakat. studi kasus dapat digunakan untuk menelaah suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga maupun individu-individu. Dasarnya adalah bahwa penelaahan suatu persoalan khusus yang merupaka gejala umum dari persoalan-persoalan lainnya dapat menghasilkan dalil-dalil umum. Alat-alat yang dipergunakan oleh metode studi kasus adalah misalnya wawancara, pertanyaan-pertanyaan, dari daftar pertanyaan-pertanyaan, participant observer technique, dan lain-lain. teknik wawancara seringkali dipakai apabila diperlukan data penting dari masyarakat lain. teknik wawancara dapat dilaksanakan secara tidak tersusun dan secara tersususun. Pada yang pertama, penyelidik menyerahkan pembicaraan kepada orang yang diajak berwawancara, sedangkan pada yang terakhir, penyelidik yang memimpin pembicaraan. Dalam mempergunakan teknik tersebut, penyelidik harus sadar bahwa apa yang dikemukakan oleh yang diajak berwawancara, paling tidak terpengaruhi oleh kehadirannya. Pada teknik pertanyaan, telah dibuatkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Teknik tersebut hampir sama dengan daftar pertanyaan-pertanyaan, di mana dilakukan wawancara melalui daftar pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu.
            Dalam participant observer technique, penyelidik ikut serta dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok sosial yang sedang diselidikinya. Dalam hal ini penyelidik akan berusaha sedapat-dapatnya untuk tidak memengaruhi pola-pola lehidupan masyarakat yang sedang diselidikinya. Metode kualitatif tersebut dalam istilah bahasa Jerman dapat dinamakan sebagai metode berdasarkan verstehen (artinya pengertian).
            Metode kuantitatif mengutamakan bahan-ahan keterangan dengan angka-angka, sehingga gelaja-gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan skala-skala, indeks, tabel, dan formula-formula yang semuanya mempergunakan ilmu pasti atau matematika. Metode yang termasuk jenis metode kuantitatif adalah metode statistic yang bertujuan menelaah gejala-gejala sosial secara matematis. Akhir-akhir ini dihasilkan suatu teknik yang dinamakan Sociometry yang berusaha meneliti masyarakat secara kuantitatif. Sociometry mempergunakan skala-skala dan angka-angka untuk mempelajari hubungan-hubungan antarmanusia dalam masyarakat. jadi sociometry adalah himpunan konsep-konsep dan metode-metode yang bertujuan untuk menggambarkan dan meneliti hubungan-hubungan antarmanusia dalam masyarakat secara kuantitatif. 
            Di samping metode-metode di atas, metode-metode sosiologi lainnya didasarkan pada penjelasan antara metode induktif yang mempelajari suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam lapangan yang lebih luas, dan metode deduktif yang mempergunakan proses sebaliknya, yaitu mulai dengan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus.
            Hampir sama, tetapi pada hakikatnya berbeda adalah penggolongan metode-metode sosiologi ke dalam jenis metode empiris yang menyandarkan diri pada keadaan-keadaan yang dengan nyata didapat dalam masyarakat, dan jenis metode rationalistis yang mengutamakan pemikiran dengan logika dan pikiran sehat untu mencapai pengertian tentang masalah-masalah kemasyarakatan. Metode empiris dalam ilmu sosilogi modern diwujudkan dengan research atau penelitian yaitu cara mempelajari suatu masalah secara sistematis dan intensif untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak mengenai masalah tersebut. Research dapat bersifat basic atau applied. Basic research adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak dari ilmu pengetahuan, sedangkan applied research ditujukan pada penggunaan ilmu pengetahuan secara praktis. Metode rasionalistis banyak dipergunakan dahulu – sekarang masih ada fungsionalisme – oleh para sarjana sosiologi di Eropa.
            Akhirnya, sosiologi juga sering mempergunakan metode fungsionalisme. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa metode fungsionalisme bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat. metode tersebut berpendirian pokok bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai hubungan timbal-balik yang saling pengaruh mempengaruhi; masing-m,asing mempunyai fungsi tersendiri terhadap masyarakat. dalam bidang antropologi, metode tersebut dipopulerkan oleh Bronislaw Malinowski dan A.R. Radcliffe Brown, sedangkan sarjana-sarjana sosiologi yang melaksanakan pendekatan fungsional terhadap masyarakat adalah antara lain Talcotr Parsons dan Robbert K. Merton.
            Metode-metode sosiologi tersebut di atas bersifat saling melengkapi dan para ahkli sosiologi sering kali menggunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki objeknya. Kecuali metode-metode tersebt di atas, masing-masing ilmu pengetahuan dan juga sosiologi mempunyai perlengkapan alat-alatnya sendiri, yaitu alat-alat yang disebut konsep untuk menganalisis masalah-masalah yang terdapat dalam lapangannya khususnya untuk sosiologi, yaitu masyarakat.

Referensi:
Soerjono Soekanto. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar