Selasa, 27 Desember 2016

Proses Sosialisasi



            Sosialisasi terjadi melalui “conditioning” oleh lingkungan yang menyebabkan individu mempelajari pola kebudayaan yang fundamental seperti berbahasa, cara berjalan, duduk, makan, apa yang dimakan, berkelakuan sopan, mengembangkan sikap yang dianut dalam masyarakat seperti sikap terhadap agama, seks, orang yang lebih tua, pekerjaa, rekreasi, dan segala sesuatu yang perlu bagi warga masyarakat yang baik. Belajar norma-norma kebudayaan pada mulanya banyak terjadi di rumah dan sekitar, kemudian di sekolah, bioskop, televise dan lingkungan lain.
            Di samping itu ada lagi bentuk pelajaran sosial yang bersifat pribadi, misalnya seorang suka atau tak suka akan orang minta-minta, ular, main kartu, dan sebagainya. Pengalaman serupa itu tidak merupakan bagian dari kebudayaan, akan tetapi bercorak pribadi.
            Sosiolisasi tercapai melalui komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya. Pola kelakuan yang diharapkan dari anak terus-menerus disampaikan dalam segala situasi di mana ia terlibat. Kelakuan yang tak sesuai di kesampingkan karena menimbulkan konflik dengan lingkungan sedangkan kelakuan yang sesuai dengan norma yang diharapkan dimantapkan.
            Dalam interaksi anak dengan lingkungan ia lambat laun mendapat kesadaran akan dirinya sebagai pribadi. Ia belajar untuk memandang dirinya sebagai obyek seperti orang lain memandang dirinya. Ia dapat membayangkan kelakuan apa yang diharapkan orang lain daripadanya. Ia dapat mengatur kelakuannya seperti yang diharapkan ol\rang daripadanya. Ia misalnya dapat merasakan perbuatannya yang salah dan keharusan untuk minta maaf. Dengan menyadari dirinya sebagai pribadi ia dapat mencari tempatnya dalam struktur sosial, dapat mengharapkan konsekuensi positif bila berkelakuan menurut norma-norma atau akibat negatif atas kelakuan yang melanggar aturan. Demikianlah akhirnya ia lebih mengenal dirinya dalam lingkungan sosialnya, dapat menyesuaikan kelakuannya dengan harapan masyarakat da menjadi anggota masyarakat melalui proses sosialisasi yang dilaluinya. Jadi dalam interaksi sosial itu memperoleh “self concept” atau suatu konsep tentang dirinya.

1 komentar: