Sabtu, 17 Desember 2016

Jalinan Filsafat dengan Ilmu



            Filsafat berbicara tentang ilmu, begitulah Kattsoff (1996: 105) mengutarakan jalinan filsafat dengan ilmu. Bahasa yang dipakai dalam filsafat berusaha untuk berbicara mengenai ilmu dan bukannya di dalamnya ilmu.
            Untuk mencari jalinan antara filsafat dengan ilmu, maka kita akan melihat terlebih dahulu pengertian ilmu dan dan filsafat itu. Poedjawiyatna yang dikutip oleh Hamzah Abbas (1981: 14) memberikan batasan pengertian tentang ilmu sebagai berikut: “ilmu adalah pengetahuan yang sadar menurut kebenaran yang bermetodos, bersistem, dan berlaku universal”.
            Sementara itu, Saifullah (1983: 48) memberikan kesimpulan umum bahwa pada dasarnya filsafat tiada lain adalah hasil pemikiran manusia, hasil spekulasi manusia betapa pun tidak sempurnanya daya kemampuan pikiran manusia. Antara filsafat dan ilmu memiliki persamaan, dalam hal bahwa keduanya merupakan hasil ciptaan kegiatan pikiran manusia, yaitu berpikir filosofis, spekulatif, dan empiris ilmiah. Perbedaan antara keduanya, terutama untuk filsafat menentukan tujuan hidup dan ilmu menentukan sarana untuk hidup. Karenanya, filsafat inilah kemudian disebut sebagai induknya ilmu pengetahuan. Pernyataan tersebut didasarkan atas perbedaan berikut.
a.       Mengenai lapangan pembahasan. Lapangan ilmu pengetahuan mempunyai daerah-daerah tertentu, yaitu alam dengan segala kejadiannya. Sedangkan lapangan pembahasan filsafat adalah tentang hakikat yang umum dan luas.
b.      Mengenai tujuannya. Tujuan ilmu pengetahuan ialah berusaha menentukan sifat-sifat dari kejadian alam yang di dalamnya juga terdapat manusia. Sedangkan filsafat bertujuan untuk mengetahui tentang asal-usul manusia, hubungan manusia dengan alam semseta dan bagaimana akhirnya (hari kemudiannya).
c.       Mengenai cara pembahasannya. Filsafat dalam pembahasannya tidak mempergunakan percobaan-percobaan serta penyelidikan panca indera, tetapi pembahasan penyelidikannya mempergunakan pikiran dan akal. Sedangkan ilmu pengetahuan dalam pembahasan dan penyelidikannya mempergunakan panca indera dan percobaan-percobaan.
d.      Mengenai kesimpulan. Ilmu pengetahuan dalam menentukan kesimpulan-kesimpulannya dapat diterapkan dengan dalil-dalil yakin yang didasarkan pada penglihatan dan percobaan-percobaan. Sebaliknya, filsafat dalam menentukan kesimpulan tidak memberi keyakinan mutlak, sebagai kesimpulan selalu mengandung keraguan yang mengakibatkan perbedaan-perbedaan pendapat di antara ahli-ahli filsafat, serta jauh dari kepastian, kerja sama, serta keyakinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar