Minggu, 11 Desember 2016

Dinamika Masyarakat Dan Sosiologi Konflik



Istilah ilmu sosiologi diciptakan oleh Aguste Comte (1798-1857), seorang ilmuwan sosial dari Perancis. Awalnya Comte menamai ilmu sosiologi sebagai fisika sosial namun diubahnya karena istilah itu sudah digunakan oleh orang lain. comte meyakini ilmu sosiologi harus bersifat sains (scientific) dengan landasan filsafat positif (positive philosophy). Kelahiran ilmu sosiologi ini tidak lepas dari dinamika sosial masyarakat Eropa, Perancis khususnya di mana Comte hidup, pada waktu itu. Revolusi politik di Perancis pada tahun 1789 melahirkan harapan baru terhadap politik liberal yang diperjuangkan sejak kekuasaan monarki absolute pada kaisar di Eropa. Walaupun demikian, revolusi ini juga menyebabkan kekacauan sosial dan ketidakmapanan struktur masyarakat. comte merumuskan filsafat positif yang semangatnya adalah mengembalikan masyarakat yang damai tanpa mereduksi kemerdekaan berpolitik.
            Revolusi industry di Eropa yang mengubah model produksi tradisional menjadi model produksi modern menghasilkan produk secara masal telah ikut berperan dalam mengubah struktur sosial masyarakat Eropa di awal abad ke-19. Kemunculan kelompok-kelompok pemilik modal yang menguasai sistem produksi telah menyebabkan ketertindasan kalangan yang tidak memiliki modal kecuali tenaga. Latar belakang masyarakat inilah yang menjadi perkembangan analisis konflik dalam sosiologi di Eropa seperti konflik kelas Karl Marx.
            Pengamatan terhadap fenomena konflik dan dinamika sosial juga sudah muncul di Afrika beberapa abad sebelum kelahiran sosiologi secara formal di Eropa. Pada abad ke 14 pada masa awal keruntuhan khalifah Abbasiyah akibat invasi bangsa Mongol. Masa ini ditandai oleh kekuasaan yang silih berganti dan tatanan politik yang labil. Berbagai kelompok kepentingan berbasis pada tribal melakukan gerakan kudeta terhadap kekuasaan negara sehingga menciptakan masyarakat dinamis secara politik. Konteks dinamika masyarakat dan konflik ini yang kemudian dianalisis oleh Ibnu Khaldun. Analisis tersebut melahirkan teori konflik kelompok dan hukum sosial konflik masyarakat.
            Masyarakat selalu mengalami perubahan sosial baik pada nilai dan strukturnya baik secara revolusioner maupun evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut dipengaruhi oleh gerakan-gerakan sosial dari individu dan kelompok sosial yang menjadi bagian dari masyarakat. gerakan sosial dalam sejarah masyarakat dunia bisa muncul dalam bermacam bentuk kepentingan, seperti mengubah struktur hubungan sosial, mengubah pandangan hidup, dan kepentingan merebut peran politik (kekuasaan). Ilmu sosilogi, khususnya sosiologi konflik dilahirkan oleh perubahan-perubahan sosial dan dinamika gerakan sosial dari masa klasik sampai kontemporer. Bisa dikatakan, menurut Kornblurn, sosiologi menjadi bagian dari gerakan sosial itu sendiri karena seorang ilmuwan sosial dalam sejarahnya adalah reformer (Kornblurn, 2003).

Referensi: Novri Susan. 2009. Sosiologi Koflik & Isu-Isu Konflik Kontemporer. Jakarta: Kencana.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar