Sabtu, 17 Desember 2016

Sikap Orang Terhadap Ilmu Pengetahuan, Filsafat Dan Agama



            Persoalan-persoalan yang dihadapi oleh filsafat dan agama itu untuk sebagian adalah sama: mengenai dasar-dasar hidup, tujuan hidup, kesusilaan, hidup sesudah hidup di dunia ini, kebahagiaan manusia, pengabdian manusia, pengabdian kepada Tuhan dan sebagainya.
Memang keduanya merupakan tuntutan dari kodrat kita dalam usahanya untuk mencapai kebenaran dan kebahagiaan dan pengetahuan yang mendalam tentang hakikat barang-barang, hakikat dunia dan manusia. Akan tetapi sikapnya lain. filsafat ingin menguasai, ia seakan-akan hendak menggenggam alam semesta dalam pikirannya. Akan tetapi tidak hanya “ingin menguasai” belaka. Boleh dikatakan ingin menguasai untuk dikuasai, artinya: untuk dikuasai oleh kebenaran, oleh kebahagiaan. Dan sikap “ingin dikuasi” oleh bahagia itu terlaksana dengan sempurna dalam agama. Sebab di sini manusia berhadapan dengan penciptanya, dengan sumber kebahagiaannya, dengan tujuannya yang terakhir. Sikap ingin menguasai di sisni pun masih tetap ada, akan tetapi insyaf akan kekurangannya, maka manusia menjadi menyerah, tunduklah ia, siap untuk mendengarkan. (Dalam Islam disebut “Sami’na wata’na).
            Dengan kata lain, dalam mempelajari manusia dan dunia sampai pada dasar-dasarnya yang terdalam yang mengasas, maka sampailah kita pada pengertian sebab pertama, pada pengertian tujuan terakhir dan sumber ada pada pengertian Tuhan. Dialah yang merupakan sumber “ada” kita, sumber kebahagiaan kita. Maka timbullah keinginan untuk lebih mengenal akan Dia. Dan sekarang terjadilah apa yang terjadi pula pada perhubungan antara seorang manusia dengan sesamanya manusia. Kita hanya dapat mengenal seseorang dengan dengan lebih baik dan lebih dekat apabila orang lain itu mau dikenal, mau membuka hatinya kepada kita, karena sebagai pribadi ia tertutup, berarti sendiri (dunia kecil). Jika ia memang membuka hatinya maka terbukalah bagi kita suatu dunia baru, yang dulunya tidak dimengerti. Terbukalah sumber pengetahuan baru yaitu apa yang mau dikatakan oleh orang itu tentang dirinya sendiri, dipakainyalah ukuran-ukuran baru mengenai kebenaran dari apa yang dikatakannya dan timbullah suatu hubungan perseorangan antara pribadi yang satu dengan yang lain. dengan saling percaya mempercayai dan saling menyerahkan diri. Teranglah bahwa ini semua merupakan dan menggambarkan sikap yang lain daripada sikap ilmu pengetahuan. Demikian pula hubungan antara seorang manusia dengan Tuhannya yang terletak pada tingkatan filsafat atau ilmu pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar