Sabtu, 17 Desember 2016

Ciri-Ciri Agama



Ciri-ciri umum daripada semua agama disimpulkan sebagai berikut:
a)      Agama merupakan suatu sistem tauhid atau sistem keimanan/keyakinan terhadap eksistensi sesuatu Yang Absolut (Mutlak) di luar diri manusia yang merupakan Causa-Prima atau penyebab pertama daripada segala sesuatu termasuk dunia itu dngan segala isinya.
b)      Agama merupakan suatu sistem ritual atau peribadatan/penyembahan dari manusia kepada sesuatu yang diberi predikat Yang Absolut (Mutlak) atau Causa-Prima itu.
c)      Agama merupakan satu sistem nilai (value system) atau sistem norma/kaidah yang menjadi pola hubungan manusiawi antara sesame manusia dan pola hubungan dengan ciptaan lainnya dari Yang Absolut (Mutlak) atau Causa-Prima itu yang seirama dengan sistem tauhid dan sitem ritual tersebut.
Demikian ciri-ciri umum daripada agama tersebut. Sedangkan ciri-ciri khusus dari masing-masing kelompok agama tersebut diuraikan sebagi berikut.
Ciri-ciri agama Wahyu
Mengenai ciri-ciri agama Wahyu dijelaskan sebagai berikut:
1)      Mengakui eksistensi Wahyu Allah an-sich sebagai kebenaran Yang Mutlak dari Allah (Dalam Al-Qur’an: “alhaqqu mirrabbikum fala takunanna minal mumtarin”, artinya kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. Surat Al-Baqarah).
2)      Diturunkan oleh Allah dari langit dengan perantaraan malaikat Jibril kepada para nabi dan rasul Allah. Di sini eksistensi malaikat pada umumnya dan malaikat Jibril khususnya memegang peranan tertentu dari Allah.
3)      Nabi dan atau rasul Allah menerima wahyu untuk selanjutnya disampaikan kepada umatnya masing-masing. Di sini eksistensi nabi dan atau rasul juga memegang peranan tertentu dari Allah.
4)      Penyampaian wahyu Allah itu kepada para nabi dan atau rasul dengan pasti dapat ditentukan waktu kelahirannya.
5)      Memiliki kitab suci yang diwariskan rasul Allah dengan isinya yang tetap dikodifikasikan dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an.
6)      Konsep Ketuhanannya adalah serba-Esa-Tuhan yang murni.
7)      Kebenaran prinsip-prinsip ajaran agama itu dapat bertahan terhadap kritik akal manusia, mengenai eksistensi dan kebenaran alam gaib, akal manusia dapat menerimanya.
8)      Dapat bertahan atau tidak berubah dengan adanya perubahan mental dan sosial dari masyarakat penganutnya, bahkan justru sebaliknya malahan dapat mengubah mental dan sosial masyarakat penganutnya.
9)      Sistem menghayati, berpikir dan beramalnya tidaklah inhaerent dengan sistem menghayati, berpikir dan beramal tiap segi kehidupan (unsur kebudayaan) dari masyarakat penganutnya, bahkan berpikir dan beramalnya dari setiap segi kehidupan itu bertekuk lutut kepada sistem menghayati, berpikir dan beramal dari agama.
Ciri-ciri agama Non-Wahyu
Sedangkan ciri-ciri agama non-Wahyu dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)      Tidak mengakui eksistensi wahyu Allah an sich sebagai kebenaran yang mutlak dari Allah.
2)      Tidak diturunkan oleh Allah dari langit dengan demikian tidak mengenal eksistensi malaikat pada umumnya dan malaikat Jibril khusunya dengan pertugasannya dari Allah di langit.
3)      Tidak disampaikan oleh nabi dan atau rasul yang berarti tidak mengenal eksistensi nabi da rasul Allah dengan segala tugas peranannya (risalahnya) dari Allah.
4)      Tidak dapat ditentukan kapan waktu kelahirannya yang tepat.
5)      Tidak memiliki kitab suci yang diwariskan oleh nabi atau rasul Allah kepada umat manusia. Kalau toh ada yang dikatakan kitab suci yang diwariskan oleh penganjur agama itu maka materi kitab suci itu menglami perubahan dalam perjalanan sejarah dari agama itu.
6)      Konsep Ketuhanannya bukanlah “Serba-Esa-Tuhan”.
7)      Kebenaran prinsip-prinsip ajaran agama itu tak bertahan terhadap kritik akal manusia dan mengenai eksistensi alam gaib tak termakan oleh akal manusia sedang mengenai alam nyata terbukti kekeliruan ilmunya.
8)      Terjadi perubahan mental dan sosial dari masyarakat penganutnya.
9)      Sistem menghayati, berpikir dan beramal adalah inhaerent dengan sistem menghayati, berpikir dan beramal dari masyarakat penganutnya mengenai segi kehidupannya (unsur kebudayaannya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar