Buku
sosiologi dalam bahasa Indonesia mulai diterbitkan sejak satu tahun setelah
pecahnya revolusi fisik, yaitu Sosiologi
Indonesia oleh Djody Gondokusuma yang memuat beberapa pengertian elementer
dari sosiologi yang teoritis dan bersifat sebagai filsafat. Buku itu pada saat
tersebut mendapat sambutan baik mengingat suasana revolusi fisik pada waktu
itu, di mana mulai terasa suatu kehausan pada golongan terpelajar akan ilmu
pengetahuan yang mungkin akan dapat membantu mereka di dalam usaha-usahanya
memahami perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat dalam masyarakat
Indonesia. Kira-kira dalam tahun 1950, setelah usai revolusi fisik, menyusullah
suatu buku Sosiologi yang diterbitkan
oleh Bardosono, yang sebenarnya merupakan sebuah diklat yang ditulis seorang
mahasiswa yang mengikuti kuliah-kuliah sosiologi dari seorang guru besar yang
tak disebutkan namanya dalam buku tersebut.
Selanjutnya
dapatlah dikemukakan buku karangan Hassan Shadiliy dengan judul Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia yang
merupakan buku pelajaran pertama di dalam bahasa Indonesia yang memuat
bahan-bahan sosiologi yang modern. Dalam suasana perkembangan perguruan tinggi
di Indonesia, juga karena kurangnya buku-buku sosiologi dalam bahasa Indonesia,
maupun yang diimpor dari luar negeri, ditambah pula kekurangan kemampuan yang
ada pada para mahasiswa tingkat Persiapan, buku Hassan Shadily (lulusan Cornell
University di Amerika Serikat) memenuhi keperluan para mahasiswa yang mulai
belajar ilmu pengetahuan tersebut sebagai ilmu pembantu.
Para
pengajar yang mengikuti ajaran sosiologi teoritis filosofis lebih banyak
mempergunakan terjemahan buku-bukunya P.J. Bouman, yaitu Algemene Maatschappijleer dan Sociologie,
bergrippen en problemen serta buku Lysen yang berjudul Individu en Maatschappiji. Buku lain yang lebih luas, tetapi uraian
mengenai pengertian-pengertian pokoknya kurang sistematis adalah buku pelajaran
sosiologi yang berjudul Sosiologi Suatu
Pengantar Ringkas yang merupakan hasil karya Mayor Polak, seorang warga
negara Indonesia bekas anggota Pangreh Praja Belanda, yang telah mendapat
pelajaran sosiologi sebelum Perang Dunia Kedua pada Universitas Leiden di
negeri Belanda. Mayor Polak juga telah menulis suatu buku mengenai Sosiologi
khusus yang berjudul Pengantar Sosiologi
Pengetahuan, Hukum dan Politik yang terbit pada 1967.
Sesuai
dengan taraf permulaan dalam perkembangan ilmu sosiologi dewasa ini di
Indonesia, adanya buku-buku berbahasa Indonesia dalam bidang tersebut masih
bersifat sebagai buku pelajaran untuk menolong para mahasiswa di dalam
pelajarannya tentang asas-asas serta persoalan-persoalan dari ilmu pengetahuan
itu. Sepanjang pengetahuan, kecuali buku Mayor Polak, pada dewasa ini buku lain
dalam bahasa Indonesia mengenai masalah-masalah sosiologi khusus adalah Sosiologi Hukum oleh Satjipto Rahardjo,
Soerjono Soekanto, dan lain-lain, serta juga Sosiologi Kota oleh N. Daldjoeni, dan seterusnya.
Dapat
disebutkan pula buku-buku sosiologi lain yang dikarang oleh orang Indonesia,
yaitu buku Social Changes in Yogyakarta,
yang merupakan hasil karya Selo Soemardjan yang terbit dalam tahun 1962. Buku
yang ditulis dalam bahasa Inggris itu merupakan disertasi penulis untuk
mendapatkan gelar doktor pada Cornell University, Amerika Serikat. Isinya
adalah perihal perubahan-perubahan dalam masyarakat di Yogyakarta sebagai
akibat dari revolusi politik dan sosial pada waktu revolusi masih berpusat di
kota Yogyakarta. Bersama Soelaeman Soermadi, pengarang yang sama telah
menghimpun bagian-bagian terpenting dan beberapa text-book ilmu sosiologi dalam bahasa Inggris yang disertai dengan
pengantar ringkas dalam bahasa
Indonesia. Buku yang berjudul Setangkai
Bunga Sosiologi itu diterbitkan pada 1964 dan dipakai sebagai bacaan wajib
pada beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta. Tidak kurang pentingnya pula
bagi perkembangan sosiologi adalah karangan-karangan pendek mengenai
masalah-masalah sosiologi yang tersebar di sana-sini, baik dalam bentuk
publikasi yang dicetak dalam majalah-majalah berkala atau tak berkala, maupun
dalam bentuk stensilan yang hanya dapat dibaca dalam kalangan peminat yang
tidak luas.
Pada
dewasa ini telah ada sejumlah Universitas Negeri yang mempunyai Fakultas Sosial
dan Politik atau Fakultas Ilmu Sosial di mana sosiologi dikuliahkan sampai
tingkat yang lebih tinggi daripada tingkat persiapan. Namun, belum ada
universitas yang mempunyai fakultas tersendiri khusus untu sosiologi. Yang telah
ada ialah jurusan sosiologi pada beberapa fakultas, misalnya pada Fakultas Sosial
dan Politik Universitas Gadjah Mada, Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Indonesia, dan Fakultas Sosial dan Politik Universitas Padjajaran. Dari jurusan
sosiologi itulah diharapkan sumbangan dan dorongan lebih besar untuk
mempercepat dan memperluas perkembangan sosiologi di Indonesia untuk
kepentingan umum dan masyarakat.
Penelitian-penelitian
sosiologis di Indonesia belum mendapat tempat yang sewajarnya karena masyarakat
masih terlampau percaya pada angka-angka yang relatif mutlak. Sosiologi tidak akan
mengkinmenghasilkan hal-hal yang berlaku mutlak, karena masing-masing manusia
mempunyai kekhususan sehingga sulit sekali untuk menerapkan teori-teori
sosiologi secara umum. Apalagi masyarakat Indonesia merupakan masyarakat
majemuk yang mencakup berates suku. Dalam hal ini masih diperlukan usaha yang
tekun dank keras untuk menempatkan penelitian sosiologis pada tempat yang
wajar.
Referensi:
Soerjono Soekanto. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar