Tidak mudah bagi kita untuk menentukan pengertian
agama, karena agama bersifat batiniah, subyektif, dan individualistis. Jika kita
membicarakan agama akan dipengaruhi oleh pandangan pribadi, dan juga dari
pandangan agama yang kita anut.
Istilah
agama, sama dengan pengertian religion dalam bahasa Inggris. Bozman,
mengemukakan bahwa agama dalam arti luas merupakan suatu suatu penerimaan
terhadap aturan-aturan daripada kekuatan yang lebih tinggi dari manusia. Wieman
dan Morton pernah mengemukakan bahwa dengan agama manusia ingin mendapatkan
kebaikan tertinggi, dengan jalan melakukan hubungan yang harmonis dengan
realitas yang lebih agung dari dirinya send8iri, yang memerintahkan untuk
mengadakan kebaktian dan pelayanan yang setia.
Agama
bertitik tolak dari adanya suatu kepercayaan terhadap sesuatu yang lebih
berkuasa, lebih agung, lebih mulia daripada makhluk. Agama berhubungan dengan
masalah ketuhanan, di mana manusia yang mempercayainya harus menyerahkan diri
kepada-Nya, mengabdikan diri sepenuhnya, karena manusia mempercayai keabadian
dalam hidup ini.
Randall,
mengemukakan ada dua bentuk agama, yaitu:
1)
Religion
identified with belief in the supernatural;
2)
Religion
identified with faith.
Yang pertama,
agama diidentifikasikan terhadap supernatural. Secara popular agama diartikan
sebagai kepercayaan terhadap Tuhan, yaitu suatu kehidupan yang supernatural.
Menurut Randall definisi tersebut tidak cukup memadai, karena beberapa alasan:
(a) suatu fakta bahwa agama Hindu dan Budha adalah bukan theistis dan tidak
supernaturalistis, kecuali dalam pengertian mitologi ereka memasukkan asumsi
tentang supernatural. (b) banyak mereka yang agamanya secara eksplisit bukan
supernatural tetapi secara umum dikenal sebaga agama, contoh misalnya Spinoza.
Yang kedua,
agama diidentifikasikan dengan kepercayaan ata keyakinan. Keyakinan agama
mencerminkan keyakiann atau kepercayaan yang berlangsung di luar apa yang telah
kita alami pada masa yang silam dan masa yang akan datang. Definisi ini dibuat
untuk memasukkan ke dalam lingkup agama, hal-hal yang menyangkut “agama tentang
pengetahuan”, “agama tentang komunikasi”, metode ilmiah dan cita-cita politik
dengan kepercayaan yang mendominasi kehidupan intelektual. Tetapi definisi ini
tampaknya tidak menyangkut prinsip-prinsip pokok dalam agama.
Unsur-unsur yang pokok dalam agama
adalah kebaktian atau pemujaan. Kadang-kadang istilah ini disamakan dengan
perbuatan-perbuatan ritual. Sesungguhnya kedua istilah tersebut berbeda, di
mana kebaktian atau pemujaan tidak lain adalah merupakan sikap, sedangkan
ritual berarti semacam perbuatan tertentu. sembahyang dalam arti secara
tradisional dari kata-katanya adalah merupakan kombinasi unsur-unsur dan
ritual.
Dalam agama-agama yang besar, yang
terorganisasi (Islam, Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha), kita dapat membedakan
kedua aspek pokok, yaitu aspek dogmatis dan aspek ritual. Dogma adalah susunan
dari prinsip-prinsip kebenaran yang sudah pasti yang dianggap sebagai
kepercayaan tanpa alternative. Aspek ritual meliputi proses atau prosedur ritual
yang biasa dilakukan oleh penganut agama. Dogma dan ritual saling melengkapi
dalam agama-agama yang terorganisasi. Perbuatan ritual merupakan manifestasi
dari kepercayaan dalam dogma, sedangkan kepercayaan dalam dogma memberi arti
atau makna terhadap perbuatan ritual.
Dalam kepercayaan agama, ada yang
disebut “pantheisme”. Pandangan ini bertentangan dengan supernatural, karena
pantheisme meyakini Tuhan sebagai hal yang todak berbeda dengan alma semesta
atau proses alam semesta. Kekuatan yang maha besar itu bukanlah sesuatu yang
transcendent (sesuatu yang ada di seberang sana, di luar alam semesta)
melainkan immanent (sesuatu di dalam alam semesta), Tuhan berbeda dalam diri
manusia.
Dalam agama, sekurang-kurangnya ada
empat ciri yang data kita kemukakan, yaitu:
1)
Adanya
keoercayaan terhadap yang gaib, kudus, dan Maha Agung, dan Pencipta alam
semesta (Tuhan).
2)
Melakukan
hubungan dengan hal-hal di atas, dengan berbagai cara. Seperti misalnya dengan
mengadakan upacara-upacara ritual, pemujaan, pengabdian dan doa.
3)
Adanya suatu
ajaran (doktrin) yang harus dijalankan oleh setiap penganutnya.
4)
Menurut ajaran
Islam, ajaran tersebut diturunkan oleh Tuhan tidak langsung kepada seluruh umat
manusia, melainkan melalui Nabi-nabi dan Rasulnya. Aka menurut ajaran Islam
adanya Rasul dan kitab suci merupakan ciri khas daripada agama.
Seperti halnya dengan ilmu dan filsafat,
agama tidak hanya untu agama, melainkan untuk diterapkan dalam kehidupan dengan
segala aspeknya. Pengetahuan dan kebenaran agama dapat dijadikan sumber
inspirasi untuk menyusun teori-teori dalam kehidupan. Pengetahuan dan kebenaran
agama yang berisikan kepercayaan dan nilai-nilai dalam kehidupan, dapat
dijadikan sumber dalam menentukan tujuan dan pandangan hidup manusia, dan
sampai keada perilaku manusia itu sendiri.
Kebenaran dan pengetahuan dari agama
menggunakan metode thetis deduktif. Dikatakan thetis karena bertitik tolak dari
dalil-dalil atau aksioma-aksioma agama yang tidak dapat kita tolak
kebenarannya. Dikatakan deduktif karena pengetahuan dan kebenaran tersebut
disusun dari prinsip-prinsip yang berlaku umum, diterapkan untuk memikirkan
masalah-masalah khusus. Ajaran agama yang berlaku umum dijadikan pangkal
pemikiran dalam segala aspek kehidupan manusia.
Pengalaman agama bukanlah suatu
pengalaman yang bersifat teoritis, melainkan merupakan penghayatan yang
mendalam tentang manusia dengan Tuhannya, serta pengalaman semua yang telah digariskan
oleh agama tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar