Ciri-ciri umum daripada semua agama disimpulkan
sebagai berikut:
a)
Agama merupakan
suatu sistem tauhid atau sistem keimanan/keyakinan terhadap eksistensi sesuatu
Yang Absolut (Mutlak) di luar diri manusia yang merupakan Causa-Prima atau
penyebab pertama daripada segala sesuatu termasuk dunia itu dngan segala
isinya.
b)
Agama merupakan
suatu sistem ritual atau peribadatan/penyembahan dari manusia kepada sesuatu
yang diberi predikat Yang Absolut (Mutlak) atau Causa-Prima itu.
c)
Agama merupakan
satu sistem nilai (value system) atau sistem norma/kaidah yang menjadi pola
hubungan manusiawi antara sesame manusia dan pola hubungan dengan ciptaan
lainnya dari Yang Absolut (Mutlak) atau Causa-Prima itu yang seirama dengan
sistem tauhid dan sitem ritual tersebut.
Demikian ciri-ciri umum daripada agama
tersebut. Sedangkan ciri-ciri khusus dari masing-masing kelompok agama tersebut
diuraikan sebagi berikut.
Ciri-ciri agama Wahyu
Mengenai ciri-ciri agama Wahyu
dijelaskan sebagai berikut:
1)
Mengakui
eksistensi Wahyu Allah an-sich sebagai kebenaran Yang Mutlak dari Allah (Dalam
Al-Qur’an: “alhaqqu mirrabbikum fala takunanna minal mumtarin”, artinya
kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu
termasuk orang-orang yang ragu. Surat Al-Baqarah).
2)
Diturunkan oleh
Allah dari langit dengan perantaraan malaikat Jibril kepada para nabi dan rasul
Allah. Di sini eksistensi malaikat pada umumnya dan malaikat Jibril khususnya
memegang peranan tertentu dari Allah.
3)
Nabi dan atau
rasul Allah menerima wahyu untuk selanjutnya disampaikan kepada umatnya
masing-masing. Di sini eksistensi nabi dan atau rasul juga memegang peranan
tertentu dari Allah.
4)
Penyampaian
wahyu Allah itu kepada para nabi dan atau rasul dengan pasti dapat ditentukan
waktu kelahirannya.
5)
Memiliki kitab
suci yang diwariskan rasul Allah dengan isinya yang tetap dikodifikasikan dalam
Taurat, Injil dan Al-Qur’an.
6)
Konsep
Ketuhanannya adalah serba-Esa-Tuhan yang murni.
7)
Kebenaran
prinsip-prinsip ajaran agama itu dapat bertahan terhadap kritik akal manusia,
mengenai eksistensi dan kebenaran alam gaib, akal manusia dapat menerimanya.
8)
Dapat bertahan
atau tidak berubah dengan adanya perubahan mental dan sosial dari masyarakat
penganutnya, bahkan justru sebaliknya malahan dapat mengubah mental dan sosial
masyarakat penganutnya.
9)
Sistem
menghayati, berpikir dan beramalnya tidaklah inhaerent dengan sistem
menghayati, berpikir dan beramal tiap segi kehidupan (unsur kebudayaan) dari
masyarakat penganutnya, bahkan berpikir dan beramalnya dari setiap segi
kehidupan itu bertekuk lutut kepada sistem menghayati, berpikir dan beramal
dari agama.
Ciri-ciri agama Non-Wahyu
Sedangkan ciri-ciri agama non-Wahyu
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)
Tidak mengakui
eksistensi wahyu Allah an sich sebagai kebenaran yang mutlak dari Allah.
2)
Tidak diturunkan
oleh Allah dari langit dengan demikian tidak mengenal eksistensi malaikat pada
umumnya dan malaikat Jibril khusunya dengan pertugasannya dari Allah di langit.
3)
Tidak
disampaikan oleh nabi dan atau rasul yang berarti tidak mengenal eksistensi
nabi da rasul Allah dengan segala tugas peranannya (risalahnya) dari Allah.
4)
Tidak dapat
ditentukan kapan waktu kelahirannya yang tepat.
5)
Tidak memiliki
kitab suci yang diwariskan oleh nabi atau rasul Allah kepada umat manusia.
Kalau toh ada yang dikatakan kitab suci yang diwariskan oleh penganjur agama
itu maka materi kitab suci itu menglami perubahan dalam perjalanan sejarah dari
agama itu.
6)
Konsep
Ketuhanannya bukanlah “Serba-Esa-Tuhan”.
7)
Kebenaran
prinsip-prinsip ajaran agama itu tak bertahan terhadap kritik akal manusia dan
mengenai eksistensi alam gaib tak termakan oleh akal manusia sedang mengenai
alam nyata terbukti kekeliruan ilmunya.
8)
Terjadi
perubahan mental dan sosial dari masyarakat penganutnya.
9)
Sistem
menghayati, berpikir dan beramal adalah inhaerent dengan sistem menghayati,
berpikir dan beramal dari masyarakat penganutnya mengenai segi kehidupannya
(unsur kebudayaannya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar