Sebagai cabang filsafat, maka kajian dalam bidang
filsafat pendidikan mencakup berbagai aspek yang juga menjadi karakteristik
kajian filsafat pada umumnya yang meliputi semua realitas yang wujud ataupun
yang mukmin al-wujud. Hanya saja, dalam konteks filsafat pendidikan lebih
menekankan pada upaya perenungan dan perefleksian realitas-realitas yang
terdapat di dalam kancah dunia kependidikan. Sedemikian rupa, sehingga dalam
perenungan yang utuh dan terpadu dapat ditemukan kebenaran-kebenaran dan
kebijakan-kebijakan yang berguna bagi kemajuan dunia kependidikan itu sendiri.
Realitas kependidikan terkait dengan upaya-upaya sistematis dan terprogram
untuk menjadikan subjek-subjek didiknya menjadi manusia-manusia idaman sebagaimana
yang diinginkan. Spirit pendidikan di sini berada pada aktivitas pembelajaran.
Kondisi ini meiscayakan filsafat pendidikan mesti berbicara persoalan pendidik
dan anak didik. Oleh karena itu, filsafat pendidikan pun tentu juga akan
mengosentrasikan dirinya untuk menganalisis berbagai kemungkinan langkah yang
dapat ditempuh oleh semua subjek yang terkait agar segala yang diupayakannya
benar-benar efektif dan efisien untuk merealisasika tujuan-tujuan yang
diinginkan. Tendensi ini pun dapat dilakukan dengan fokus model pembahasan
dalam konteks berpikir metafisika, epistemologis maupun wilayah aksiologis,
baik dengan menggunakan filsafat kritis, analitis ataupun preskriptif.
Kecuali
itu, mengingat peristiwa pembelajaran bukan bangunan yang berdiri sendiri, tetapi
terdapat varian yang berkenaan dengan bangkitnya peristiwa pembelajaran itu
sendiri, maka filsafat pendidikan juga memberikan aksentuasi kajiannya tentang
aspek-aspek penting yang berhubungan dengan jalannya proses pembelajaran yang
dimaksud baik meliputi unsur tujuan, isi, metode, strategi dan prosedur, maupun
unsur evaluasi dan penunjang penyelenggaraan pendidikan itu sendiri.
Berdasarkan
itu semua, maka realitas-realitas kependidikan yang menjadi objek kajian
filsafat pendidikan antara lain menyangkut hal-hal yang berkenaan dengan:
1.
Hakikat manusia
ideal sebagai acuan pokok bagi pengembangan dan penyempurnaan.
2.
Pendidikan dan
nilai-nilai yang dianut sebagai suatu landasan berpikir dan berbuat dalam
tatanan hidup suatu masyarakat.
3.
Hakikat tujuan
kependidikan sebagai arah bangun pengembangan pola dunia pendidikan.
4.
Hakikat pendidik
dan anak didik sebagai subjek-subjek yang terlihat langsung dalam pelaksanaan
proses edukasi.
5.
Hakikat
pengetahuan dan nilai sebagai aspek penting yang dikembangkan dalam aktivitas
pendidikan.
6.
Hakikat
kurikulum sebagai tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam proses kependidikan
menuju peraihan tujuan-tujuan.
7.
Hakikat metode
dan strategi pembelajaran yang memungkinkan penumbuhkembangkan potensi subjek
didik.
8.
Alternatif-alternatif
yang mungkin dilalui dalam pengembangan sumber daya manusia baik menyangkut
prinsip-prinsip, metode maupun alat-alat pendukung peraihan tujuan.
9.
Keterkaitan
dunia pendidikan dengan lembaga-lembaga lain dalam lingkup masyarakat, seperti
pendidikan dan dunia politik, pendidikan dan sistem pemerintahan, pendidikan,
tata hukum dan adat dalam masyarakat.
10. Keterkaitan dunia kependidikan dengan
perubahan-perubahan taraf hidup dalam masyarakat.
11. Aliran-aliran filsafat yang tumbuh dan berkembang
dalam memecahkan berbagai ragam problem kependidikan.
12. Keterkaitan pendidikan sebagai suatu lembaga dengan
ideology yang dianut dan yang berkembang dalam suatu masyarakat.
Referensi:
Muhmidayeli. 2013. Filsafat Pendidikan. Bandung: Reflika Aditama.
bagus nih artikelnya. Terimakasih
BalasHapus