Hakikat Peradaban
dan Pengertian
Manusia
merupakan makhluk yang beradab sehingga mempu menghasilkan peradaban. Peradaban
memiliki kaitan yang erat dengan kebudyaan. Kebudayaan pada hakikatnya adalah
hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemampuan
cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa manusia
melalui alat-alat inderanya menghasilkan beragam seni dan bentuk-bentuk
kesenian. Sedangkan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan,
dan kebahagiaan, sehingga menghasilkan berbagai aktivitas hidup manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Hasil atau produk kebudayaan manusia inilah yang
menghasilkan peradaban.
Istilah
peradaban dalam bahasa Inggris disebut civilization.
Istilah sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian terhadap
perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya
berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur
dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah
memiliki peradaban yang tinggi. Peradaban berasal dari kata “adab” yang dapat
diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhlak, yang semuanya
menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Huntington (2001) mendefinisikan
peradaban tidak lain adalah: perkembangan kebudayaan yang telah mendapat
tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya, taraf kebudayaan yang
telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya itu dikatakan
sebagai beradab atau mencapai perasdaban yang tinggi. Dari batasan pengertian
di atas, maka istilah peradaban sering dipakai untuk hasil kebudayaan seperti
kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat, sopan santun, serta pergaulan. Selain
itu, kepandaian menulis, organisasi bernegara, serta masyarakat yang sudah maju
dan kompleks. Peradaban menunjuk pada hasil kebudayaan yang bernilai tinggi dan
maju. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa setiap masyarakat atau bangsa di
mana pun selalu berkebudayaan, tetapi tidak semua telah memiliki peradaban. Peradaban
merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah
mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang telah maju.
Pada
hakikatnya, manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugerahi harkat,
martabat, serta potensi kemanusiaan yang tinggi. Namun, dalam perkembangannya
manusia bisa jatuh dalam perilaku kebiadaban karena tidak mampu menyeimbangkan
atau mengendalikan cipta, rasa, dan karsa yang dimilikinya. Manusia tersebut
telah melanggar hakikat kemanusiaanya sendiri. Manusia sebagai makhluk sosial
membentuk persekutuan-persekutuan hidup, yaitu masyarakat. manusia beradab
pastilah berkeinginan membentuk masyarakat yang beradab. Manusia yang beradab
adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara cipta, rasa, dan karsa, atau
manusia yang beradab adalah manusia yang mampu melaksanakan hakikatnya sebagai
manusia. Kebalikannya adalah manusia yang biadab yaitu diartikan sebagai orang
yang berperilakuknya tidka sopan, tidak berakhlak, dan tidak memilki budi
pekerti yang mulia, atau orang yang tidak mampu menyeimbangkan antara cipta,
rasa, dan karsanya sebagai manusia.
Selanjutnya,
peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat
tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah
mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai
beradab atau mencapai peradaban yang tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan bisa
mencapai sampai pada taraf tinggi, yaitu peradaban yang dicirikan oleh kualitas
tertentu dari unsur budaya yang menonjol, dan spiritualitas yang tinggi. Sebagai
contoh, peradaban Mesir kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam
sosok bangunannya (pyramid, obelisk, sphinkx) yang terkait dengan ilmu
bangunan, tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya,
tentang peradaban Cina kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan
teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat. Juga contoh
peradaban kuno di Indonesia menghasilkan berbagai bangunan seni yang bernilai
tinggi seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.
Peradaban
tidak hanya berwujud dalam bangunan sebagai hasil teknologi fisik, tetapi juga
dalam bidang sosial budaya. Penemuan dan revolusi di bidang teknologi
mempengaruhi kehidupan sosial budaya masyarakat, dan juga sebaliknya. Bidang sosial
budaya mengubah banyak aspek dalam sejarah peradaban manusia itu sendiri. Bidang
sosial budaya mencakup sistem kekuasaan, sistem kepercayaan, tulisan,
pembangunan, dan organisasi sosial yang dibentuk kala itu. Peradaban kuno di
lembah Sungai Nil (Mesir) tidak hanya menghasilkan kemajuan di bidang teknologi,
tetapi juga dalam bidang sosial, misalnya dalam hal mata penvaharian. Masyarakat
yang tinggal di lembah Sungai Nil berusaha menaklukka tantangan alam yang
berfaedah bagi kehidupannya sehingga lahirlah peradaban Sungai Nil. Peradaban lembah
Sungai Nil di Mesir dikatakan maju untuk ukuran zaman waktu itu, tidak hanya
dari hasil seni dan bangunan, tetapi juga kehidupan sosial, sistem kekuasaan,
sistem kepercayaan, dan hasil kemajuan lain seperti sistem kalender dan budaya
tulis dalam bentuk tulisan yang disebut “hieroglif” berbentuk gambar. Tulisan hieroglif
ditemukan didinding piramida, tugu obelisk maupun daun papyrus. Huruf hieroglif
terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan, dan benda-benda yang
setiap lambang memiliki makna. Tulisan hieroglif berkembang menjadi lebih
sederhana yang kemudian dikenal dengan tulisan “hieratik dan demotik”
(Herimanto, Winarno, 2008: 77-78).
Sekilas Jejak Peradaban di Indonesia
Peradaban
bangsa Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau zaman perundagian. Zaman
perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni tuang perunggu dan
tradisi seni tuang besi. Meskipun saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum
mengenal tulisan), namun telah mengenal teknologi terbatas adan sederhana,
yaitu pada uoaya pemenuhan peralatan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia pada
saat itu yang dalam kehidupannya sudah mulai menetap.
Di Indonesia
pada saat itu, penggunaan logam sudah mulai dikenal beberapa abad sebelum Masehi.
Mereka menggunakan peralatan dari logam seperti peralatan berburu, bercocok
tanam, peralatan rumah tangga, dan lain-lain, tetapi tidak semua masyarakat
dapat membuat peralatan itu. Membuat peralatan dari logam membutuhkan keahlian.
Orang yang ahli membuat peralatan logam disebut “undagi”, tempat membuatnya
disebut “perundagian”. Beberapa contoh alat dari perunggu adalah kapak corong,
nekara, bejana perunggu, dan arca perunggu. Alat-alat ini ditemukan diberbagai
daerah di Indonesia.
Peradaban
bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang setelah datangnya pengaruh Hindu
dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu dan Budha membawa
dampak besar bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah (masa
mengenal bahasa tulis). Salah satu hasil budaya tulis di Indonesia adalah
prasasti. Huruf yang dipakai dalam prasasti ditemukan sejak 400 Masehi adalah
huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Kemampuan baca tulis masyarakat Indonesia
lama kelamaan berpengaruh dalam bidang kesusasteraan, yaitu munculnya banyak
kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri peradaban bangsa Indonesia semakin
berkembang dengan masuknya pengaruh Islam dan masuknya peradaban bangsa Barat
Eropa, termasuk pengaruh agama Kristen-Katolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban
global semakin kuat akibat kemajuan bidang komunikasi dan informasi.
Dari
uraian-uraian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa peradaban itu menunjuk
pada tahap kebudayaan yang telah ada kemajuan tertentu yang dicirikan oleh
tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Peradaban masa itu bila
dibandingkan dengan sekarang sudah sangat jauh berbeda dengan peradaban zaman
modern yang ditandai dengan kemajuan pesat dalam infrastruktur, transportasi,
komunikasi, dan sarana-sarana kemajuan lainnya. Dibandingkan dengan masa
sekarang, maka tetap memberi penilaian bahwa bangsa-bangsa itu memiliki
peradaban yang tinggi di masanya. Jadi, selain mengacu pada kemajuan ilmu,
teknologi, dan seni, peradaban mengacu pada suatu kurun waktu dan tempat
tertentu.
Masyarakat
adab pada dasarnya merupakan keiginan yang tulus dari manusia sebagai makhluk
yang beradab. Namun, sebagaimana halnya dengan individu, masyarakat dalam suatu
kurun waktu tertentu bisa saling bertukar, saling bertikai, bahkan saling
membunuh antar kelompok masyarakat. bukti bahwa perang yang sampai saat ini
banyak terjadi di berbagai belahan dunia, menunjukkan bahwa cita-cita
masyarakat adab harus senantiasa diperjuangkan, dipertahankan, dipelihara
dengan sebaik-baiknya.
Referensi: Jacobus Ranjabar. 2014. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung:
Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar