Perbandingan antara ilmu pengetahuan, filsafat dan
agama dapat dilihat dari unsur-unsur yang menjadi titik persamaan dan titik
perbedaannya. Adapun titik persamaannya adalah sebagai berikut:
1)
Ketiganya baik
ilmu pengetahuan, filsafat maupun agama merupakan sumber atau wadah kebenaran
(obyektivitas) atau bentuk pengetahuan.
2)
Dalam pencarian
kebenaran (obyektivitas) itu ketiga bentuk pengetahuan itu masing-masing
mempunyai metode, sistem dan mengolah obyeknya selengkapnya sampai
habis-habisan.
3)
Ilmu pengetahuan
bertujuan mencari kebenaran tentang mikrokosmos (manusia), makrokosmos (alam)
dan eksistensi Tuhan. Agama bertujuan untuk kebahagiaan umat manusia dunia
akhirat dengan menunjukkan kebenaran asasi dan mutlak itu, baik mengenai
mikrokosmos, makrokosmos maupun Tuhan itu sendiri.
Di samping itu terdapat pula titik
perbedaannya sebagai berikut:
1)
Sumber kebenaran
pengetahuan dan filsafat adalah sama, keduanya dari manuisa itu sendiri dalam
arti pikiran pengalaman dan intuisinya. Oleh karena itu disebut juga bersifat
horizontal dan immanent. Sumber kebenaran agama adalah dari Allah di langit,
karena itu disebut juga bersifat vertical dan transcendental.
2)
Approach
(pendekatan) kebenaran ilmu pengetahuan dengan jalan riset (research)
pengalaman (empiris) dan percobaan (experiment) sebagai tolak ukurnya. Approach
(pendekatan) kebenaran filsafat dengan jalan perenungan dari akal budi atau
budi murni manusia secara radikal, sistematis dan universal tanpa pertolongan
dan bantuan dari wahyu Allah.
3)
Sifat kebenaran
ilmu pengetahuan adalah positif (sampai saat ini ) dan nisbi (relatif). Ilmu
pengetahuan dimulai dengan keraguan atau bertanya, sesudah meyakini
kebenarannya lalu menyetujuinya dan sesudah menyetujuinya lantas bertanya lagi
yang dimanifestasikan dalam bentuk riset, pengalaman dan percobaan. Jadi ilmu
pengetahuan itu berkembang terus sebagai hasil dinamika penelitian. Sedangkan
sifat kebenaran filsafat adalah spekulatif yaitu suatu perenungan yang bersifat
pendugaan yang mengakar (radikal) menyeluruh (integral) dan menyemesta
(universal). Juga bersifat nisbi (relatif). Dimulai pula dengan keraguan,
setelah yakin lalu setuju, dan sesudah itu ragu dan bertanya lagi untuk mencari
jawaban yang mengasas dan mendalam. Sifat kebenaran agama adalah mutlak
(absolit) karena bersumber dari Dzat Yang Maha Benar, Maha Mutlak, Maha
Sempurna, Maha Bijaksana yaitu, Allah. Dimulai dengan keimanan dan keyakinan,
setelah iman dan yakin menyelidiki kebenaran yang mutlak (absolute) tersebut,
setelah konsisten antara keimanan dan keyakinan dengan hasil penyelidikannya,
maka terjadilah pendalaman keimanan dan keyakinan itu yang disebut taqwa.
4)
Tujuan ilmu
pengetahuan itu hanyalah bersifat teoritis, demi ilmu pengetahuan dan umumnya
pengalamannya untuk tujuan ekonomi praktis atau kenikmatan jasmani manusia.
Tujuan filsafat ialah kecintaan kepada pengetahuan yang bijaksana (sophos)
dengan hasil kedamaian dan kepuasan jiwa yang sedalam-dalamnya. Tujuan gama
afdalah kedamaian, keharmonisan, kebahagiaan, keselamatan, keselarasan,
keridhaan (keselamatan dalam Islam istilahnya: “salam” seperti ucapan Allah
pada ahli surge di akhirat).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar