Esensi
pendidikan ialah proses pemuasan rasa penasaran. Jika anak tidak dipancing rasa
penasarannya, maka proses pendidikan yang akan terjadi hanya akan membuat si
anak tahu harus menjawab apa ketika ditanya akan sesuatu dan akibatnya anak ini
akan menjadi tidak terdidik secara utuh.
Saat ini pendidikan kita telah
menjejali segala macam sehingga rasa penasaran anak teralihkan pada rasa
penasaran yang lainnya baik yang bersikap positif atau negatif. Menjadi sangat
baik jika mereka penasaran akan sesuatu hal yang positif yang tidak ditemukan
di luar sana namun tetap saja akan menjadi salah karena si anak akan dianggap
tidak fokus akan pelajaran, namun akan sangat buruk jika rasa penasaran itu
mengarah kepada hal-hal yang negatif seperti narkoba, seks bebas, merokok, dan
sebagainya.
Peran orang tua dalam pendidikan
menjadi sangat penting sekarang ini, orang tua harus selalu ada dalam setiap
proses belajar anak-anaknya. Realitanya saat ini sangat sedikit sekolah atau
guru yang mengikutsertakan peran orang tua dalam proses belajar anak. Sangat pula
sedikit sekolah atau guru yang selalu memberikan laporan berkala kepada setiap
orang tua siswanya, padahal seharusnya orang tua mengetahui apa saja yang telah
dipelajari anaknya selama ini di sekolah. Semacam kegiatan “parents day”.
Pendidikan kita memberikan segalanya
kepada siswa-siswanya di sekolah, namun tidak pada satu hal yaitu kepercayaan
diri. Padahal sejatinya rasa percaya diri merupakan hal yang paling utama dalam
hidup seseorang. Seseorang yang memiliki potensi sangat luar biasa bisa
dipastikan tidak akan menjadi apa-apa jika tidak ada rasa percaya diri di dalam
dirinya. Namun sebaliknya orang-orang yang tidak memiliki potensi apa-apa bisa
dipastikan dapat bertahan hidup hanya mengandalkan kepercayaan dirinya.
Dunia pendidikan saat ini bisa dibilang
sangat berat dan agak jahat bagi anak-anak sekolah dasar sampai menengah. Anak TK
atau PAUD tidak harus bisa baca tulis dan berhitung. Namun beberapa TK atau
PAUD mengajarkan hal tersebut kepada siswa-siswanya. Seperti yang kita ketahui
bahwa kemampuan setiap anak berbeda-beda, sering terjadi setiap anak TK atau
PAUD yang belum bisa baca tulis dan berhitung akan merasa bahwa dirinya bodoh
karena tidak memiliki kemampuan yang sama dengan anak-anak yang lainnya.
Di situlah jahatnya pendidikan kita
karena membuat setiap anak yakin bahwa mereka berbeda dengan anak lainnya. Contoh
kongkretnya ada pada Ujian Nasional yang memiliki standar baku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar