Senin, 03 Oktober 2016

Esensi Pendidikan


          Esensi pendidikan ialah proses pemuasan rasa penasaran. Jika anak tidak dipancing rasa penasarannya, maka proses pendidikan yang akan terjadi hanya akan membuat si anak tahu harus menjawab apa ketika ditanya akan sesuatu dan akibatnya anak ini akan menjadi tidak terdidik secara utuh.
Saat ini pendidikan kita telah menjejali segala macam sehingga rasa penasaran anak teralihkan pada rasa penasaran yang lainnya baik yang bersikap positif atau negatif. Menjadi sangat baik jika mereka penasaran akan sesuatu hal yang positif yang tidak ditemukan di luar sana namun tetap saja akan menjadi salah karena si anak akan dianggap tidak fokus akan pelajaran, namun akan sangat buruk jika rasa penasaran itu mengarah kepada hal-hal yang negatif seperti narkoba, seks bebas, merokok, dan sebagainya.
Peran orang tua dalam pendidikan menjadi sangat penting sekarang ini, orang tua harus selalu ada dalam setiap proses belajar anak-anaknya. Realitanya saat ini sangat sedikit sekolah atau guru yang mengikutsertakan peran orang tua dalam proses belajar anak. Sangat pula sedikit sekolah atau guru yang selalu memberikan laporan berkala kepada setiap orang tua siswanya, padahal seharusnya orang tua mengetahui apa saja yang telah dipelajari anaknya selama ini di sekolah. Semacam kegiatan “parents day”.
Pendidikan kita memberikan segalanya kepada siswa-siswanya di sekolah, namun tidak pada satu hal yaitu kepercayaan diri. Padahal sejatinya rasa percaya diri merupakan hal yang paling utama dalam hidup seseorang. Seseorang yang memiliki potensi sangat luar biasa bisa dipastikan tidak akan menjadi apa-apa jika tidak ada rasa percaya diri di dalam dirinya. Namun sebaliknya orang-orang yang tidak memiliki potensi apa-apa bisa dipastikan dapat bertahan hidup hanya mengandalkan kepercayaan dirinya.
Dunia pendidikan saat ini bisa dibilang sangat berat dan agak jahat bagi anak-anak sekolah dasar sampai menengah. Anak TK atau PAUD tidak harus bisa baca tulis dan berhitung. Namun beberapa TK atau PAUD mengajarkan hal tersebut kepada siswa-siswanya. Seperti yang kita ketahui bahwa kemampuan setiap anak berbeda-beda, sering terjadi setiap anak TK atau PAUD yang belum bisa baca tulis dan berhitung akan merasa bahwa dirinya bodoh karena tidak memiliki kemampuan yang sama dengan anak-anak yang lainnya.
Di situlah jahatnya pendidikan kita karena membuat setiap anak yakin bahwa mereka berbeda dengan anak lainnya. Contoh kongkretnya ada pada Ujian Nasional yang memiliki standar baku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar