Sosiologi lahir sejak manusia mulai bertanya tentang masyarakat,
terutama tentang perubahannya. Ratusan tahun sebelum Masehi, pertanyaan
tentang perubahan masyarakat sudah muncul. Namun, sosiologi dalam
pengertian sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir belasan
abad kemudian. Berikut ini kronologi Sejarah Perkembangan Ilmu Sosiologi.
Idianto Muin. 2013. Sosiologi untuk SMA / MA Kelas X. Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.
1. Perkembangan Awal
Para
pemikir Yunani Kuno, terutama Sokrates, Plato, dan Aristoteles,
beranggapan bahwa masyarakat terbentuk begitu saja. Masyarakat mengalami
perkembangan dan kemunduran tanpa ada yang bisa mencegah. Kemakmuran
dan krisis dalam masyarakat merupakan masalah yang tidak terelakkan.
Anggapan tersebut terus dianut semasa Abad Pertengahan (abad V Masehi
sampai akhir abad XIV Masehi). Para pemikir, seperti Agustinus, Avicenna
(Ibnu Sina), dan Thomas Aquinas menegaskan bahwa nasib masyarakat harus
diterima sebagai bagian dari kehendak Ilahi. Sebagai makhluk yang fana
manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi
pada masyarakat. Pertanyaan (mengapa bisa begini atau mengapa bisa
begitu) dan pertanggungjawaban ilmiah (buktinya ini atau itu) tentang
perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa itu.
2. Abad Pencerahan: Rintisan Kelahiran Sosiologi
Sosiologi
modern berakar pada karya para pemikir Abad Pencerahan; abad XVII
Masehi. Abad itu ditandai oleh beragam penemuan di bidang ilmu
pengetahuan. Derasnya perkembangan ilmu pengetahuan membawa pengaruh
terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat. Pandangan itu harus
juga berciri ilmiah. Artinya perubahan yang terjadi dalam masyarakat
harus dapat dijelaskan secara masuk akal (rasional); berpedoman pada
akal budi manusia. Caranya dengan menggunakan metode ilmiah. Francis
Bacon dari Inggris, Rene Descartes dari Prancis, dan Wilhelm Leibnitz
dari Jerman merupakan sejumlah pemikir yang menekankan pentingnya metode
ilmiah untuk mengamati masyarakat.
3. Abad Revolusi: Pemicu Lahirnya Sosiologi
Perubahan
pada Abad Pencerahan membawa perubahan revolusioner sepanjang abad
XVIII Masehi. Perubahan itu dikatakan revolusioner karena struktur
(tatanan) masyarakat lama dengan cepat berganti dengan struktur yang
baru. Revolusi sosial yang paling jelas tampak dalam Revolusi Amerika,
Revolusi Industri, dan Revolusi Prancis, Ketiga revolusi itu berpengaruh
ke seluruh dunia. Hal ini wajar mengingat kawasan Asia dan Afrika
ketika itu sedang menjadi daerah koloni Eropa.
Pada
Revolusi Amerika, koloni Inggris di Amerika Utaraini membentuk negara
republik yang demokratis. Pemerintahan jenis ini baru pertama kali
muncul saat itu, ketika kebanyakan negara membentuk pemerintahan
monarki. Gagasan tentang kedaulatan rakyat (rakyat yang berkuasa) dan
pentingnya hak asasi manusia (semua orang bermartabat sama) telah
mengubah susunan serta kedudukan orang dan kelompok dalam masyarakat.
Pada
masa Revolusi Industri muncul kalangan baru dalam masyarakat, yaitu
kaum kapitalis yang memiliki modal untuk membuat usaha, serta kaum
bangsawan dan rohaniwan yang sebelumnya lebih berkuasa mulai disaingi
kaum kapitalis yang mengandalikan ekonomi. Kemudian, muncul kesadaran
akan hak asasi manusia dan persamaan semua orang di hadapan hukum yang
mengakibatkan terjadinya Revolusi Prancis. Pada saat itu, rakyat
menggulingkan kekuasaan bangsawan yang dianggap bersenang-senang di atas
penderitaan rakyat lalu membentuk pemerintahan yang lebih demokratis.
Revolusi-revolusi
ini menyebabkan berbagai perubahan dan gejolak dalam masyarakat.
Tatanan yang telah berusia ratusan tahun dalam masyarakat diobrak-abrik
dan dijungkirbalikkan. Perubahan ini tidak jarang disertai peperangan,
pemberontakan, dan kerusuhan yang membawa kemiskinan dan kekacauan.
Karena itulah, para ilmuwan tergugah untuk mencari cara menganalisis
perubahan secara rasional dan ilmiah sehingga dapat diketahui sebab dan
akibatnya. Tujuannya, agar bencana yang terjadi akibat perubahan dalam
masyarakat bisa
diantisipasi dan dihindari.